Rabu, 25 Mei 2011

Dimensi Kehidupan

Kuliah Pak Marsigit – Kamis, 9 Mei 2011

Dalam dunia ini terdapat dua sisi yang dapat menggambarkan dimensi kehidupan yang ada. Semua tersebut tersebut membentuk dimensi-dimensi yang sangat kompleks. Semua sisi tersebut bisa dibilang terbagi dari dua kutub, kedua sisi tersebut kemudian membentuk sumbu-sumbu. Contohnya dapat terlihat dari gambar di bawah ini.




Selain itu, ada banyak lagi sumbu-sumbu dari dimensi kehidupan itu sendiri. Dalam hal ini kedua sisi tersebut saling berlawanan, atau yang satu merupakan tesis dan yang lain merupakan anti tesisnya.
Misalnya saja:
Etis >< Tak etis
Baik >< Tak baik
Luar >< Dalam
Baik >< Buruk
Tinggi >< Rendah
Baru >< Lama
Panjang >< Pendek
Lebar >< Sempit
Positif >< Negatif
Lemah >< Kuat
Kalah >< Menang
Tesis >< Anti Tesis
Depan >< Belakang
Tua >< Muda
Cinta >< Benci
Berat >< Ringan
Atas >< Bawah
Kiri >< Kanan
Masuk >< Keluar
Mengambil >< Memberi
Gampang >< Susah
Dan lain-lain.

Pada matematika pun dikenal dengan dimensi-dimensi pula, misalnya pada dimensi tiga kita tahu suatu posisi titik, misalnya A( x1, x2, x3 ). Sehingga matematika pula mengenal dimensi yang tak hingga, misalnya ke-n ( x1, x2, x3, …, xn ).

Semua sumbu-sumbu dalam dimensi kehidupan maupun matematika saling berinteraksi sehingga dapat ditentukan dimana kita bisa berdiri sebagai manusia, sama seperti titik dalam dimensi matematika. Filsafat-filsafat ini saling kenal, alami, natural, konstektual, dan lain-lain. Hal ini dapat juga menggambarkan gap atau jarak antara apa yang kita pikirkan dengan apa yag kita alami karena dirimu adalah dirimu.

Menjawab Pertanyaan:
1.Tidaklah yang sekarang dan yang akan datang tanpa masa lalu, kecuali kaum fondamentalis.
Contoh: Guru yang mengatakan suatu mata pelajaran yang sudah dipelajari pada jenjang sebelumnya maka tidak perlu untuk diingatkan kembali atau dipelajari lagi.

2.Perbedaan Fital – Vatal.
Kedua hal tersebut bukanlah untuk dibedakan akan tetapi untuk dijalani, dipahami, dan dimengerti.

3.Keselarasan dengan alam.
Dapat dibagi menjadi tiga:
•Interaksi antara pikiran – doa – alam
•Intens dan Extens
•Hanya untuk diri sendiri

4.Jodoh di tangan Tuhan.
Jangankan kitab suci atau para nabi, seorang filsuf Protinus saja menyatakan bahwa semua adalah “luberan” dari Tuhan.

5.Banyak berpikir hanya mendapatkan separuh dari dunia.
Dengan menjalani apa yang menjadi dalam pikiran dan membuat hidup harmoni maka dunia akan bisa lengkap.

6.Agama dihubungkan dengan budaya.
Dalam agama ada budaya.

7.Mengajak agar tidak mencontek, tetapi tidak membuat orang menjadi berpikir yang macam-macam.
Hal ini karena pikiran manusia sering salah pikir sehingga terdapat suatu ke’cacat’an.
Secara spiritual hal ini dikarenakan kurang berdoa, kurang berserah diri pada Tuhan, kurang bersabar, dll.
Secara material hal ini bisa ditunjukkan oleh kekurangan secara fisik (jalan pincang, tuna netra, dll)
Secara formal hal ini bisa ditunjukkan oleh suatu record hidupnya yang bermasalah.
Secara Normatif hal ini bisa ditunjukkan oleh kurangnya unggah-ungguh, tidak sopan dalam masyarakat, tidak menghormati adat masyarakat, dll.

8.Jarak antara Vital dan Fatal.
Hal ini tergantung dari dunia masing-masing.

9.Penilaian yang subjektif.
Menggunakan alat, yaitu teknologi. Selain itu hal ini masih harus tergantung dari siapa yang dinilai, apa yang dinilai, siapa yang menilai, dll.

10.Bagaimana kita bisa hidup pada keberuntungan dari pada ketidakberuntungan.
Doa yang banyak dan selalu berada di sisi Tuhan.

11.Jimat.
Hal ini boleh asalkan dari Tuhan atau malaikat, atau bisa juga sebagai media/ jalan/ cara untuk mencapai Tuhan. Selain itu maka jimat tersebut dari setan.

12.Kita boleh bermitos saat kita masih belum bisa bertanya apa, mengapa, dan untuk apa.

Rabu, 11 Mei 2011

Menjawab Pertanyaan

Kuliah Pak Marsigit – 05 Mei 2011

1. Jika filsafat mempelajari semua hakekat lalu siapa yang mempelajari hakekat filsafat? (Apakah filasafat mempelajari diri sendiri?)
Bagian filsafat:
Ontologi Epistomologi Aksiologi
Ontologi 1 2 3
Epistomologi 4 5 6
Aksiologi 7 8 9

1)Hakekat dari suati hakekat atau bisa dibilang dengan memikirkan pikiran adalah suatu yang merupakan suatu metafisik sehinggal yang tahun hanya Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini berada jauh diluar pikiran manusia biasa karena itu bisa berbahaya jika memasukinya tanpa jiwa dan iman yang kuat.
2)Ontologi dari espitomologi atau hakekat dari hakekat cara (Gadamer), contohnya ritual dari suatu pernikahan bukanlah suatu benar atau salah akan tetapi etik, etika, dan estetika dari epistimologi).
3) Ontologi dari aksiologi atau mengkritisi cara.
4)Epistimologi dari ontologi adalah suatu hal yang tak mungkin karena hal tersebut hanya Tuhan yang tahu.
5)Epistimologi dari epostimologi adalah suatu bagian dimana kita mencari suatu kebenaran metode.
6)Epistimologi dari aksiologi adalah saat dimana kita mempelajari sumber. Apakah sumber kita membenarkan atau menyalahkan sesuatu tergantung dari asal-usul.
7)Aksiologi dari ontologi nilai etika, estetika dan spiritual dari suatu ontologi.
8)Aksiologi dari epistimologi etika, estetika dan spiritual dari suatu metode atau cara.
9)aksiologi dari aksiologi atau bisa dibilang berbicara etik secara etik contohnya pada ritual pernikahan dimana Kiai yang berbicara atau memberi wejangan tentang rumah tangga yang tentunya dengan etika.

2. Bagaimana mengajak orang sholat? Ada teman yang beragama Islam tapi tak mau sholat.
Sholat itu berdimensi, yaitu material-formal-normatif-spiritual. Sedangkan pertanyaan ini termasuk berdimensi spiritual.
Sekarang pertanyaannya adalah mampukah Anda memberi tahu tapi juga mengajarkan, membimbing, dan mengajak? Hal ini dapat dilakukan oleh guru spiritual yaitu orang yang mampu mengajarkan dengan baik tapi juga sekaligus membimbing dan mengajak. Guru spiritual mempunyai potensi dosa yang besar jika tidak mampu mengajar dengan baik karena justru dapat menyesatkan. Contohnya saja, Osama bisa dibilang guru spiritual karena dia mampu mengajak orang-orang untuk mengikuti jalan dia.

3. Bagaimana hati bisa menggerakkan pikiran? Makna dari pertanyaan ini sangat tinggi sehingga kita butuh guru spiritual untuk mampu mencapainya dan tentunya waktu yang tidak sedikit untuk mampu mencapai tahap ini. (Guru spiritual ini dapat membantu kita untuk membenahi cara beribadah, sehingga lebih bisa mencapai tahap selanjutnya.

4.Seberapa krusial filsafat dalam perkembangan suatu bangsa?
Saat pemimpin memanfaatkan filsafat untuk menguasai bangsa tersebut. Contohnya adalah Jerman pada zaman Nazi.

5.Cara memahami karakter siswa dengan cara berkomunikasi?
Dari sisi Bapak Marsigit dengan membaca komen yang ada di blog sehingga bisa untuk bisa dibaca karakternya.

6.Wayang itu layak untuk anak kecil?
Wayang cilik mungkin bisa mengerti aksiologi dan mungkin juga mengerti sedikit tentang epistimologi di dalamnya. Akan tetapi dia terbatas dalam ontologinya karena mereka belajar wayang atau memainkan wayang hanya dari meniru orang dewasa yang memainkannya terlebih dahulu.

7.Menghilangkan rasa panik dan gugup?
Isthigfar, mohon ampun, berdoa dan berserah diri yang khusuk kepada Tuhan, cari guru spiritual yang tidak hanya memberi tahu tapi mampu menuntun, mengajarkan, dan mengajak.

8.Apa hubungan sejarah dengan filsafat?
Sejarah – yang tadi atau yang telah berlalu
Filsafat – yang tadi, sekarang dan yang akan datang.

9.Mesin waktu?
Contoh mesin waktu adalah kamera foto karena dia mampu mengabadikan yang tadi.

10.Filsafat dari gending Jawa?
Harmoni  salah satunya dalah sadar ruang dan waktu.
Misalnya semua instrumen memiliki fungsi yang berbeda tetapi terhubung oleh harmoni tersebut. Semua tersebut selaras dengan lingkungan.

11.Bagaimana Syeh Siti Jenar bisa menganggap dirinya Tuhan?
Apa dirimu pernah mengalami khusuk secara dalam sehingga kamu merasa seakan-akan sudah mengatu dengan Tuhan. Jika pikiran masih mampu berjalan maka hal tersebut sebenarnya salah, karena saat yang paling tinggi saat kita berserah diri dan berdoa yang khusuk saat kita sudah tak mampu lagi mengontrol pikiran. Saat dia sudah turun dan pikirannya sudahkembali kekeduniaan dan dia menyebut dirinya Tuhan sesungguhnay semua itu adalah kesombongannya.

12.Bagaimana orang bercirikan bijaksana?
Semua filsuf sebenarnya berusaha untuk menjadi bijaksana akan tetapi sesungguhnya kebijaksanaan hanya milik Tuhan dan orang-orang yang ditunjuk-Nya.
Ciri orang bijaksana itu tergantung dari ruang dan waktunya.
Orang barat menganggap orang yang bijak dalam filsafat adalah orang yang berilmu atau orang yang mencari ilmu. Sedangkan orang timur menganggap orang yang berilmu, rasa karsa, dan menerapkan ilmunya atau orang yang memberi ilmu dalah orang yang bijaksana.

13. Bagaimana bisa meningkatkan kreatifitas dari siswa?
Syarat dasar dari kreatif adalah merdeka, akan tetapi kebebasan atau kemerdekaan yang berlebihan bisa malah jadi boomerang tersendiri jiak siswa tidak mempu memanfaatkan dan memaknai kebebasan dengan tanggung jawab.

14.Bagaimana bisa sopan terhadap ruang dan waktu?
Kita tidak bisa menghargai atau menghormati waktu secara terus menerus, ada waktunya kita mengabaikan waktu yang satu untuk yang lainnya. Kita akan mengabaikan waktu akan tetapi juga menghargai waktu pada saat yang sama. Karena hidup termasuk dalam reduksi atau pilihan. Misalnya saja kita mengabaikan waktu untuk di rumah dan berkumpul dengan keluarga karena kita kuliah, kita mengabaikan waktu untuk bermain karena sekolah, dll.

15.Antara hati dan pikiran apakah harus berjalan seimbang?
Dimensi hati



Bagan di atas menunjukkan bahwa spiritual dalam hati atau ketuhanan yang kuatlah yang akan membimbing kita dalam kehidupan.